LAPORAN
TUGAS RENCANA GARIS
DI SUSUN OLEH:
ABDUL
KADIR
1103141071
DOSEN PEMBIMBING:
BUDHI SANTOSO.,ST.MT
KOORDINATOR:
EDY HARYANTO,.ST.MT
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
hirobillalamin.puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak coordinator Edy Haryanto,.ST.MT
dan dosen pembimbing Bapak Budhi santoso,.ST.MT yang telah banyak memberikan
tunjuk ajar nasehat maupun yang lain sebagainya demi demi terselesainya proses
pembelajaran dan juga pembuatan laporan ini.
Dan
juga tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang
telah banyak memberikan motivasi dan semangat kepada saya.
Demikian
lah laporan ini saya buat dengan sebaik-baiknya, penulis menyadari bahwa
terdapat banyak kesalahan maupun tutur kata yang kurang sopan atau pun
menyinggung perasaan dari pihak yang membaca maka dari itu penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Bengkalis, juni, 2015
Penulis
ABDUL KADIR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
a.Lpp (Length
Between Perpendiculars / panjang kapal garis tegak)........................................ 2
b.LoA (Length
Over All / Panjang keseluruhan).......................................................................... 2
a.Lwl (Length on
The Waterline / panjang sepanjang garis air)................................................ 2
a.Ldisp (Length
of Displacement................................................................................................. 2
b.Poop Deck 28
c.Bulwark 29
BAB I
PENDAHULUAN
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015
BAB I.
PENDAHULUAN
ü Filosofi rancangan
Untuk mengetahui bentuk dan mengukur badan kapal dapat digunakan beberapa
penggambaran / pemroyeksian dari bentuk sebuah kapal terhadap
bidang bidang tertentu. Bentuk kapal yang 3 dimensi tersebut dapat
diproyeksikan ke 3 bidang antara lain bidang horizontal, bidang datar vertikal
memanjang dan bidang datar vertikal melintang yang masing masing disebut dengan
body plan, sheer plan dan half-breadth
plan.
Mata kuliah Tugas Gambar Rencana Garis
(TGRG) ini, mahasiswa diharapkan dapat merancang atau membuat rencana garis
dari suatu kapal yang merupakan langkah awal dari mahasiswa untuk pencapaian
tugas-tugas selanjutnya, seperti Tugas Rencana Umum, Hydrostatic dan Bonjean, Tugas Konstruksi, Tugas
Propeller dan Sterntube, dan Layout Kamar Mesin. Dalam pembuatan
rencana garis terdapat
beberapa metode yang digunakan, namun dalam pengerjaan tugas rencana garis ini metode yang digunakan adalah metode NSP Diagram, yaitu suatu metode
perhitungan dengan pembacaan grafik NSP yang nantinya akan didapatkan luasan
tiap-tiap station dari kapal yang dirancang untuk mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan
variabel yang akan digunakan. Untuk pengolah
data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan untuk visualisasi
penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung
dalam pengerjaan tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan
bekerja secara otomatis.
Pencapaian yang diharapkan dalam pengerjaan tugas ini adalah mahasiswa
dapat memahami dan mengerti tentang penggambaran bentuk bangunan lambung (Body
Plan, Sheer Plan dan Half Breadth Plan)
kapal apabila diketahui dimensi –
dimensi utama dari kapal, penggunaan program – progam bantuan dalam pengerjaan
sebuah rencana garis (misal: excel, autocad, dll) dan pada akhirnya memiliki
kemahiran, ketelitian dan keakuratan dalam merancang sebuah bangunan kapal.
ü Tahapan Pengerjaan
Adapun tahapan pengerjaan /pembuatan rencana garis ini, antara lain:
1. Perhitungan Data awal
2. Pembuatan CSA
3. Pembuatan A/2T dan B/2
4. Pembuatan Haluan dan Buritan
5. Pembuatan Body Plan
6. Pembuatan Half Breath Plan
7. Pembuatan Buttock Line pada Sheer Plan
8. Pembuatan Bangunan Atas (Sheer Standar)
9. Pembuatan Forecastle deck, Poop deck dan Bullwark.
Dalam pengumpulan data sesuai dengan metode, maka digunakan diagram NSP untuk
mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan.
Untuk pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan untuk visualisasi
penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung
dalam pengerjaan tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan
bekerja secara otomatis .
BAB II
LANDASAN TEORI
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015
BAB II.
LANDASAN TEORI
Sebelum kita melakukan perhitungan terhadap data kapal
dan melakukan langkah pengerjaan gambar, alangkah baiknya kita mengetahui
defenisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam perhitungan data maupun
pengerjaan gambar tersebut agar nantinya lebih memudahkan kita dalam proses
pengerjaan.
1.
Panjang Kapal/Length between
Perpendicular (Lpp)
Merupakan panjang kapal yang diukur dari batas garis
tegak air bagian depan(haluan/Fp) kapal
sampai garis tegak kemudi (belakang/Ap).
a.
After perpendicular (AP)
Garis tegak buritan adalah
garis yang terletak pada linggi kemudi bagian belakang atau terletak pada sumbu
kemudi.
b.
Fore perpendicular (FP)
Garis tegak haluan adalah garis yang terletak pada titik
potong antara linggi haluan dengan garis air pada sarat muat yang telah di
rencanakan.
2.
Lebar kapal (Bm)
Merupakan lebar kapal pada garis air yang diukur pada
bagian tengah kapal atau dengan kata lain lebar terbesar kapal.
3. Tinggi
kapal/ Depth Moulded (H)
Merupakan ketinggian pada kapal yang diukur dari garis
dasar (Base line) sampai dengan garis tepi geladak terendah, diukur
ditengah-tengah panjang kapal.
4. Sarat kapal/Design Draft (T)
Merupakan ketinggian pada kapal yang diukur dari garis
dasar sampai pada ketinggian tertentu, dimana ketinggian tersebut merupakan
batas ketinggian kapal yang terendam air pada saat kapal diberi muatan penuh.
5. Koefisien Blok (Cb / Cbpp /dpp)
Merupakan perbandingan antara volume kapal dengan
perkalian panjang, lebar, dan sarat kapal. Semakin besar nilai Cb, maka akan
semakin gemuk kapal tersebut, begitu pula sebaliknya.
Setelah kita mengetahui data-data teknis, maka dilakukan
suatu perhitungan untuk menentukan :
1.
Length of Water Line (LWL )
Merupakan jarak mendatar antara kedua ujung garis air
muat, yang diukur dari titik potong garis muat dengan tinggi haluan sampai
titik potong garis air muat dengan tinggi buritan, yang dirumuskan sebagai
pertambahan panjang dari LPP sebesar 2 - 5%.
LWL = Lpp ( 2 – 5)%.Lpp
2.
Length of Displacement (Ldisp)
Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan
fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal, panjang ini digunakan untuk
menentukan seberapa besar luasan-luasan bagian yang tercelup air, pada saat
dibagi menjadi dua puluh station. Panjang displacement dirumuskan sebagai
panjang rata – rata antara Lpp dan Lwl, yaitu:
Ldisp = ½ . (LPP + LWL )
3.
Coeffisien Block of Waterline (dWL )
Merupakan
perbandingan antara volume kapal dengan
hasil kali antara panjang, lebar dan sarat kapal. Koefisien blok ini
menunjukkan kegemukan kapal. Rumusnya yaitu:
dWL = ( LPP
x dPP ) / LWL
4.
Volume Displacement (Vdisp )
Merupakan
volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal yang tercelup
dibawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai:
Vdisp = Ldisp
x B x T x ddispl
5.
Radius Bilga (R)
Merupakan jari-jari lengkung bagian yang menghubungkan antara bagian
samping dan bagian dasar kapal, yang dirumuskan sebagai:
R = 0,16 x T
6.
Luas Penampang Melintang Tengah Kapal / Midship (Af)
Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara melintang yang
memiliki lebar B dan tinggi T, yang dirumuskan sebagai:
Amid = ( Bmld x T ) – 2 ( R2 – (1/4) π R2
)
7.
Coeffisien Midship ( Cm / b )
Merupakan perbandingan antara gading besar (Midship Area) dengan luasan
suatu bidang yang lebarnya B dan tingginya T, yang dirumuskan sebagai harga
pendekatan terhadap koefisien block displacement, sebesar:
b = Am / B x T
8.
Coeffisien Prismatik
Merupakan
perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat dengan sebuah prisma yang
dibentuk oleh bidang tengah kapal.
a.
Coeffisien Prismatik of
Perpendicular (Cp / jPP )
jPP = dPP / b
b.
Coeffisien Prismatik of Water
Line (Cp / j WL )
j WL = dWL / b
c.
Coeffisien
Prismatik of Displacement (Cp /
j displ )
j displ = ddispl / b
9.
Panjang kapal (LOA)
Merupakan kependekan dari Length Over All, merupakan
panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung haluan sampai ujung buritan
kapal.
10. Midship
(f)
Merupakan potongan melintang pada tengah kapal.
11.
Centre Line ( )
Merupakan potongan memanjang pada bagian tengah kapal.
12. Base
Line
Merupakan
garis dasar suatu kapal.
13. Station
(St)
Merupakan pembagian panjang kapal menjadi beberapa bagian
dengan jarak yang sama.
BAB III
DETAIL LANGKAH DAN
PERHITUNGAN
KM.BDF DIR
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015
BAB III
PERHITUNGAN DATA AWAL
KM.BDF DIR
Dalam
pembuatan desain rencana garis ini ada beberapa tahapan pengerjaan, antara lain
:
1. Perhitungan Data awal
2 Pembuatan CSA
1. Pembuatan A/2T dan B/2
2. Perencanaan Haluan dan Buritan
3. Perencanaan Body Plan
4. Perencanaan Half Breath Plan
5. Perencanaan Buttock Line pada Sheer Plan
6. Perencanaan Bangunan Atas (Sheer Standar)
7. Perencanaan Forecastle deck, Poop deck dan Bulwark.
Dari
tahapanan-tahapan tersebut sebagai pengolah data hitungan dipergunakan program
Excel, sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program
Excel dan AutoCad dipilih karena hanya merupakan program pendukung pembuatan
Rencana Garis secara manual sehingga sangat cocok jika digunakan untuk
pembelajaran bagi mahasiswa, artinya kedua program tersebut hanya menampilkan
input si operator bukannya bekerja otomatis seperti ‘katakanlah’ program Tribone yang merupakan suatu program
aplikasi Lines Plan. Karena itu selain proses perhitungan dan tahap-tahap
pembuatan Rencana Garis, pada laporan ini juga akan dicantumkan beberapa
aplikasi sederhana dari program Excel dan AutoCad
ü Perhitungan
Data Awal
Tahap pertama pada
pengerjaan Tugas Rencana Garis adalah perhitungan data awal dari beberapa data
teknis kapal yang berupa:
Nama Kapal : KM. BDF DIR
Type : Bulk Carrier
Metode : NSP Diagram
à Panajang Kapal /
Length between Perpendiculer ( Lpp) : 105.15 Meter
à Lebar Kapal /
Breadth Moulded ( Bm ) : 16 Meter
à Tinggi Kapal /
Depth Moulded ( H ) : 7.92 Meter
à Sarat Kapal
/Design Draft ( T ) : 6.89 Meter
à Block Coefisien
(Cb / Cbpp /dpp) ` : 0,75
à Kecepatan Kapal (
Vs ) : 12 Knot
Perhitungan
data awal KM.BDF DIR
:
1.Length Water Line = Lpp+(2-5%)xLpp
LWL =
105.15+(3%x105.15)
=
108.305
2.Length of displasement = ½(Lpp+Lwl)
=
106.716 M
=
305.113 Feet
3.Menentukan Harga Vs/√Ldisp
Vs/√Ldisp =12/√426.138
= 0.64
4.Menentukan Harga Cb / δ
a.Untuk
δDISP (CbDisp) =
0.75 Dari
pembacaan Grafik NSP
b.Untuk
δPP (CbPP) =
(LDISP X δDISP)/Lpp
=
(106.716x0.75)/105.15
=
0.761
c.Untuk
CbWl (δWL)` = (Lpp x Cbpp)/Lwl
=
(105.15x0.761)/108,305
=
0.73
5.Coefisien Midship (Cm / β = 0.97 Dari Pembacaan Grafik NSP
6.Luas Midship
(Amid/Aφ) = B x T x β
=
16x6.89x0.97
=106.933
7.Radius Bilga
Pada Midship (Tanpa Rise of Floor)
R =
Jari – Jari Bilga
=
√½.{(B x T)-Aφ}/1-1/4 π
=
2.773
8.Coefisien
Midship (Cm)/(β)
Β(Cm) = Aφ/(B x T)
=106.933/(16x6.89)
=
0.97
9.Jarak Antar
Displacement
Hdisp = Ldisp / 20
=106.716
/ 20
=
5.336 Meter
10.Volume
Displacement
Vdispl = Ldisp x B x T x Cbdisp
=
106.716x16x6.89x0.75
=
8823.245
11.Coeficien
Prismatic Perpendicullar (ϕpp)
ϕWL =
CbWl / Cm
=
0.73 / 0.97
=
0.773
ϕDisp = Vdisp/(Ldisp x Aφ)
=
8823.245 / (106.716 x 106.933)
=
0.773
Φpp =
δpp / β
=
0.761 / β
=
0.785
Setelah kita mengetahui data perhitungan awal dari ukuran
utama kapal maka data tersebut dapat kita masukkan ke dalam program Excel
sebagai angka acuan yang akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Untuk
persiapan penggambaran pada AutoCad, ada beberapa hal yang perlu kita setting
terlebih dahulu, yaitu acuan unit yang akan kita pakai dalam penggambaran
‘berskala’. Caranya adalah sebagai berikut:
Setelah masuk pada program
AutoCad à Klik kanan
(Pada mouse) à Option
à pilih User Preferences,
kemudian akan ditampilkan setting menu sebagai berikut:
ü Pembuatan Curve of Section
Area (CSA)
Caranya adalah mencari e (prosentase area per-station)
dengan menggunakan tabel NSP yaitu dengan cara mengetahui coefisien prismatic,
kemudian membuat garis datar dari angka koefisien prismatic itu dan membuat
titik temu antara garis datar tersebut dengan garis b pada tabel NSP, kemudian
ditarik garis vertkal dari titik
tersebut dan mendapatkan nilai e dalam persen (%).
Curve
of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap –
tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP
dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap
stationnya.
Caranya
adalah mencari e (prosentase area per-station) dengan menggunakan tabel NSP
yaitu dengan cara mengetahui nilai Vs/√Ldisp atau nilai Cp, kemudian
membuat garis datar dari angka tersebut dan membuat titik temu antara garis
datar tersebut dengan garis garis lengkung pada tabel NSP, kemudian ditarik
garis vertikal dari titik tersebut dan
mendapatkan nilai e dalam persen.untuk mengetahui luasan tiap station maka
dikalikan dengan luas midship kapal.
ü
Membaca Grafik NSP
Sebelum kita memulai menggambar, maka kita harus
mengetahui cara membaca dari grafik NSP. Karena dari grafik ini kita akan
mengetahui luasan tiap station pada kapal. Dari perhitungan awal tadi kita
telah mendapatkan besarnya nilai dari Cpdisp (jdisp) = contoh. (0.73,) dari nilai itu
kita dapat mencari besarnya persen luasan dari tiap–tiap station pada diagram
NSP , dengan cara menetukan j kemudian ditarik garis mendatar dari nilai j tersebut sehingga akan menemukan titik temu antara garis
mendatar tersebut dengan kurva tiap-tiap station, kemudian dari titik tersebut
ditarik garis vertical ke atas dan akan menemukan besar nilai persen. Setelah
itu kita dapat mencari luas tiap station (A) kapal dengan cara mengalikan
antara persen luas (%A) dengan luas Midship Kapal (Af).
Selain untuk mencari besar luasan tiap station, dari
diagram NSP maka kita juga dapat menentukan letak LCBdisp, dengan cara
menentukan titik perpotongan antara j dengan letak titik
tekan b, kemudian tarik garis vertical ke bawah dan kita akan mendapatkan nilai
letak dari titik dalam % Ldisp.
Setelah diukur didapat data-data % luasan pada setiap
station sebagai berikut :
No
|
Luas(%)
|
0
|
0
|
1
|
14
|
2
|
37
|
3
|
57
|
4
|
76
|
5
|
88
|
6
|
95
|
7
|
98
|
8
|
100
|
9
|
100
|
10
|
100
|
11
|
100
|
12
|
100
|
13
|
100
|
14
|
100
|
15
|
99
|
16
|
93
|
17
|
78
|
18
|
55
|
19
|
23
|
20
|
0
|
ü
Menggambarkan CSA awal pada Ldisp
CSA merupakan sebuah grafik yang dibentuk antara luas
setiap station dengan stationnya. Dimana sebagai absisnya adalah station dan
ordinatnya adalah luas tiap station. Cara pembuatan CSA :
- Pertama–tama kita membuat suatu garis horizontal dengan panjang Ldisp & membagi panjang Ldisp/20 serta memberikan tanda, mulai dari kiri kekanan mulai station 0,1,2,3 dst. Dari data yang diperoleh pada pembacaan grafik NSP berdasarkan Cf (Koefesien frismatik), maka bisa kita gambarkan CSA awal dengan panjang Ldisp:
GAMBAR CSA AWAL
- Membuat garis sejajar dibawah garis Ldisp yaitu garis LwL dengan panjangnya adalah Lpp + (contoh. 4% x Lpp), tambahan panjang tersebut ditambahkan pada bagian depan dan belakang CSA, untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini :
GAMBAR CSA LWL
- Kemudian membuat garis sajajar dengan garis LwL yaitu garis Lpp (Length between Perpendiculer) dan membaginya menjadi 20 station (mulai Ap sampai dengan Fp), dengan catatan station Fp berada pada ujung bagian kanan CSA dengan panjang Lwl.
Untuk selanjutnya diperoleh CSA baru dengan patokan Length Between Perpendicular (LPP)
namun dari titik Ap ke kiri ada penambahan garis sepanjang 2% - 5%, misal. Diambil (4 %). Lpp) yang dibagi menjadi 2 station
yaitu station A’ dan A. Penambahan inilah yang disebut sebagai Cant Part,
sedangkan station AP sampai statio FP adalah Main Part.
Jadi Main Part yang ditambah dengan
Cant Part adalah Length of Water Line (LWL
).
Terrlihat pada gambar di bawah:
GAMBAR CSA LPP
- Membuat tabel luasan daerah perstation dengan mengukur tinggi tiap-tiap station pada grafik CSA_Lwl sehingga diperoleh prosentase dari setiap stationnya. Untuk mendapatkan luas tiap station dengan cara mengalikan presentase dengan Amid (Af).
TABEL
LUASAN PERSTATION PADA GRAFIK CSA
TRANFORMASI
no
|
Luas (%)
|
A mid
|
Luas ( A )
|
FS
|
Product 1
|
FM
|
Product II
|
I
|
II
|
(I x II)/100
|
Luas A x FS
|
Product 1 x FM
|
|||
A
|
0,000
|
106,933
|
0,000
|
0,3
|
0
|
-10,6
|
0
|
A'
|
6,780
|
106,933
|
7,250
|
1,2
|
8,70
|
-10,3
|
-89,61
|
Ap
|
11,416
|
106,933
|
12,207
|
1,3
|
15,87
|
-10
|
-158,70
|
1
|
26,477
|
106,933
|
28,313
|
4
|
113,25
|
-9
|
-1019,26
|
2
|
42,660
|
106,933
|
45,618
|
2
|
91,24
|
-8
|
-729,88
|
3
|
57,100
|
106,933
|
61,059
|
4
|
244,23
|
-7
|
-1709,64
|
4
|
71,200
|
106,933
|
76,136
|
2
|
152,27
|
-6
|
-913,64
|
5
|
84,560
|
106,933
|
90,423
|
4
|
361,69
|
-5
|
-1808,45
|
6
|
93,220
|
106,933
|
99,683
|
2
|
199,37
|
-4
|
-797,46
|
7
|
97,860
|
106,933
|
104,645
|
4
|
418,58
|
-3
|
-1255,74
|
8
|
100,000
|
106,933
|
106,933
|
2
|
213,87
|
-2
|
-427,73
|
9
|
100,000
|
106,933
|
106,933
|
4
|
427,73
|
-1
|
-427,73
|
10
|
100,000
|
106,933
|
106,933
|
2
|
213,866
|
0
|
s
|
11
|
100,000
|
106,933
|
106,933
|
4
|
427,73
|
1
|
427,73
|
12
|
100,000
|
106,933
|
106,933
|
2
|
213,87
|
2
|
427,73
|
13
|
100,000
|
106,933
|
106,933
|
4
|
427,73
|
3
|
1283,20
|
14
|
100,000
|
106,933
|
106,933
|
2
|
213,87
|
4
|
855,46
|
15
|
99,400
|
106,933
|
106,291
|
4
|
425,17
|
5
|
2125,83
|
16
|
97,643
|
106,933
|
104,413
|
2
|
208,83
|
6
|
1252,95
|
17
|
90,505
|
106,933
|
96,780
|
4
|
387,12
|
7
|
2709,83
|
18
|
61,300
|
106,933
|
65,550
|
2
|
131,10
|
8
|
1048,80
|
19
|
31,200
|
106,933
|
33,363
|
4
|
133,45
|
9
|
1201,07
|
20
|
0,000
|
106,933
|
0,000
|
1
|
0,00
|
10
|
0,00
|
∑1=
|
5029,520
|
∑2=
|
1994,766
|
Jarak antar station (Hlpp)
(Hlpp) =
lpp/20
=
105.15
(Hlpp) =5.26
Vsimp = 1/3 x
Hlpp x ∑1
=
1/3 x 5.26 x 5045.670
Vsimp
=
8814.233
LcbSimp = ∑2/∑1xHlpp
=
2.085
Mencari
koreksi volume CSA dan lcb
Koreksi
volume displasemen
Vdisp =
8823.245
Koreksi
volume = vsimp – vdisp x 100%
Vdisp
Koreksi
volume = 0.1 proyeksi nya memenuhi karena ≤ 0.5
Proyeksi titik tekan memanjang ( Lcb )
e =
1.94 %
Ldisp =
106.716
Lcbdisp = 2.070
Lcbnsp = 2.070
Koreksi
Lcb = Lcbsimp
– Lcbnsp x 100%
Lpp
2.085 – 2.070
105.15
Koreksi
Lcb = 0.014 koreksi memenuhi karena ≤ 0.1
Langkah selanjutnya adalah membuat grafik CSA akhir pada
Auto Cad dengan menggunakan data yang kita peroleh dari Exel, dari data
tersebut diperoleh grafik sebagai
berikut :
Grafik CSA Akhir
Pembuatan A/2T dan B/2
Cara
membuat grafik A/2T adalah dengan
membandingkan antar A/2T tiap station dengan stationnya dengan garis absisnya
LwL dan garis ordinatnya adalah luas
tiap station dibagi dengan 2 kali tinggi kapal. Sedangkan yang perlu
diperhatikan dimana grafik A/2T tidak boleh melebihi tinggi atau diatas garis
B/2 begitu pula sebaliknya. Grafik A/2T dibuat dengan skala 1 : 100
Berikut ini adalah data-data grafik A /2T :
TABEL A/2T:
Station
|
Luas
|
2T
|
A/2T
|
( St )
|
( A )
|
||
A
|
0,000
|
13,78
|
0,000
|
A'
|
7,250
|
13,78
|
0,526
|
Ap
|
11,416
|
13,78
|
0,828
|
1
|
28,313
|
13,78
|
2,055
|
2
|
45,618
|
13,78
|
3,310
|
3
|
61,059
|
13,78
|
4,431
|
4
|
76,136
|
13,78
|
5,525
|
5
|
90,423
|
13,78
|
6,562
|
6
|
99,683
|
13,78
|
7,234
|
7
|
104,645
|
13,78
|
7,594
|
8
|
106,933
|
13,78
|
7,760
|
9
|
106,933
|
13,78
|
7,760
|
10
|
106,933
|
13,78
|
7,760
|
11
|
106,933
|
13,78
|
7,760
|
12
|
106,933
|
13,78
|
7,760
|
13
|
106,933
|
13,78
|
7,760
|
14
|
106,933
|
13,78
|
7,760
|
15
|
106,291
|
13,78
|
7,713
|
16
|
104,413
|
13,78
|
7,577
|
17
|
96,780
|
13,78
|
7,023
|
18
|
65,550
|
13,78
|
4,757
|
19
|
33,363
|
13,78
|
2,421
|
20
|
0,000
|
13,78
|
0,000
|
Kemudian
B/2 yang merupakan lebar
keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2, maka langkah
pertama yang harus ditempuh adalah kita harus menentukan sudut masuk garis air
(pada grafik dengan cara menentukan φf pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas
sampai memotong garis kontinu (NSP) pada grafik dan dari titik temu itu kita
tarik garis horisontal maka akan mendapatkan nilai sudut masuk garis air).
Sebelum kita menentukan sudut masuknya ada beberapa data
perhitungan yang dihitung, yaitu :
Menentukan Cpf ( Coefisien Prismatic fore )
Cpf = φpp
+ [(1.4 + φpp) x e ]
= 0.785 + [(1.4 + 0.785) x (1.94/100)]
Cpf =
0.827
Cpa = φpp – [(1.4 + φpp) x e ]
= 0.785 – [(1.4 +
0.785 ) x ( 1.94 /100 )]
Cpa =
0.742
Jadi dari nilai Cpf = 0.827 dapat
kita ketahui sudut masuknya yaitu 27° + 3° = 30° harga 3° merupakan ketentuan
GRAFIK A/2T
Kemudian
menentukan nilai B/2 yang mempunyai persen luas 100%. Kemudian dari Paralel
Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang stream line yang berakhir
pada station A untuk buritan dan untuk haluan berakhir pada station 20 dan
sudut masuk kita tambahkan kira-kira 5 mm dari FP. Untuk bagian AP, dalam
mendesain kita harus benar-benar memperhatikan luas Engine Room yaitu kira-kira
berada mulai dari Setelah pengambaran selesai maka diambil data-data B/2
tiap-tiap station pada grafik tersebut. Misalnya pada station Ap (lihat gambar
dibawah ini) :
Berikut contoh. data-data dari luasan tiap-tiap station yang telah diukur :
TABEL B/2:
Station
St
|
B/2
|
FS
|
Hasil
( B/2 x
Fs
|
A
|
0.000
|
0.3
|
0.000
|
A’
|
2.158
|
1.2
|
2.590
|
Ap
|
2.836
|
1.3
|
3.678
|
1
|
4.044
|
4
|
16.176
|
2
|
5.163
|
2
|
10.326
|
3
|
6.089
|
4
|
24.356
|
4
|
6.859
|
2
|
13.718
|
5
|
7.419
|
4
|
29.676
|
6
|
7.758
|
2
|
15.516
|
7
|
7.920
|
4
|
31.680
|
8
|
8.000
|
2
|
16.000
|
9
|
8.000
|
4
|
32.000
|
10
|
8.000
|
2
|
16.000
|
11
|
8.000
|
4
|
32.000
|
12
|
8.000
|
2
|
16.000
|
13
|
8.000
|
4
|
32.000
|
14
|
8.000
|
2
|
16.000
|
15
|
8.000
|
4
|
32.000
|
16
|
7.914
|
2
|
15.828
|
17
|
7.200
|
4
|
28.800
|
18
|
5.350
|
2
|
10.700
|
19
|
2.900
|
4
|
11.600
|
20/Fp
|
0.000
|
1
|
0.000
|
∑1 =
|
406.652
|
Awl simp = 2/3 x hlpp x ∑1
= 2/3 x 5.25 x 406.652
Awl simp = 1425.317 m2
Berdasrkan data-data yang diperoleh tersebut, maka
dihitung koreksi luas bidang garis airnya. Toleransi maksimum koreksi Awl
adalah 0.5 %. Sebelum kita menghitung koreksi Awl, ada beberapa data
perhitungan yang perlu dihitung, yaitu :
Menentukan Cwl & Awl :
Cwl = 1/3 + ( 2/3 x cbwl )
= 1/3 + ( 2/3 x 0.73 )
Cwl = 0.819
Awl = lwl x b x cwl
= 108.305 x 16 x 0.819
Awl = 1418.824 M2
Setelah Awl
diketahui maka perhitungan koreksi Awl
bisa dihitung :
Koreksi
titik tekan memanjang (Lcb) :
Koreksi Awl =
× 100%
=
× 100%
Koreksi Awl = 0.4 % » Koreksinya memenuhi karena £ 0.5 %
GRAFIK A/2T DAN B/2
ü Perencanaan Haluan
dan Buritan
Sebelum
kita membuat gambar selanjutnya maka kita akan menentukan bentuk dari haluan
dan buritan kapal yang kita rencanakan.
Perencanaan
Haluan Kapal
Haluan
merupakan bagian depan dari kapal, maka langkah pertama yang perlu kita
rencanakan yaitu membuat garis miring 150 yang diukur dari garis
tegak FP sepanjang T (sarat). Untuk lebih jelas, lihat gambar dibawah ini :
ü
Perencanaan Buritan kapaL
Buritan adalah bagian belakang dari kapal, maka pada
perencanaannya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, untuk lebih jelas
lihat gambar dibawah ini :
Perencanaan dengan
menggunakan sepatu kemud8
1
|
AP
|
A
|
A1
|
ü
Perencanaan Body Plan
Sebelum kita merencanakan Body Plan, perlu dipahami
terlebih dahulu bahwa body plan adalah proyeksi station-station pada kapal dari
pandangan depan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
Setelah
kita membuat grafik CSA, A/2T dan B/2. kemudian dari grafik itu kita gunakan
untuk merencanakan Body Plan. Langkah-langnya
adalah sebagai berikut :
1. Membuat persegi panjang dengan panjang adalah lebar kapal
(B) sedangka tingginya adalah sarat kapal (T). Pada bagian tengah persegi
panjang ditarik garis vertikal. Garis vertikal inii diserbut Center Line (CL)
2. Membuat titik-titik sepanjang sisi atas dari persegi
panjang tersebut, yang jaraknya dari center line adalah B/2 dan A/2T.
3. Mengerjakan setengah bagian dulu dari persegi panjang
tersebut (misalnya pada bagian kiri).
Pertama-tama membuat garis sepanjang B/2 pada station AP, selain itu juga
membuat garis sepanjang A/2T pada station AP. Kemudian dibuat garis lengkung
sehingga luasan yang diaksir harus sama (luasan a1 = a2)
dan luasan keseluruhan harus sama dengan luasan pada tabel perhitungan
tiap-tiap station, begitu juga dengan station-station lainnya. Untuk lebih
jelas lihat gambar dihalaman berikutnya ini :
Keterangan : Jika
ditarik garis pertemuan titik potong antara A/2T dengan station, garisnya harus
spline.
·
Pengambaran pada setiap
station:
Keterangan:
Pada
bagian paralel body di station 8,9,10,11,12,13,14 tidak perlu di buat garis
station karena telah mengikuti lebar kapal dan lengkungan bilga.
ü Half-breadth Plan
Half-breadth plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari
atas, pada setiap garis air (water line). Sebelum menggambar halfbreadth plan,
terlebih dahulu dilakukan penggambaran sent line. Data penggambaran sent line
diperoleh melalui gambar bodyplan. Setelah sent line digambar maka kita dapat
menggambar half breadth plan. Data yang diperlukan yaitu panjang dari
centerline ke setiap station di setiap waterline pada body plan. Prinsip pada
penggambaran halfbreadth plan yaitu terdapat dua garis lurus yaitu station dan
buttock line sedangkan terdapat juga satu garis lengkung yaitu waterline
PENGAMBARAN
HALF BREADTH-PLAN
·
Setelah bodyplan selesai dan
di chek dengan sine line maka selanjutnya di buat gambar half breadth-plan yang
merupakan garis potongan badan kapal dengan bidang horizontal yang telah
ditentukan pada setiap ketinggian garis air.
·
Pada setiap daris air di
ukur panjang setewngah lebar dari garis tengah sampai dengan tiap-tiap station
(AP s/d FP). Panjang setengah lebar ini di ukur pada tiap garis tegak station
yang selanjutnya dihubungkan dan membentuk garis lengkung garis air(waterline)
pada garis air yang bersangkutan.
·
Demikian dilanjutkan untuk
setiap garis air sehingga membentuk gambar halfbreadth-plan.
·
Pembagian setaip garis air:
WL 0, WL 0,5 ,WL 1, WL 2, WL 3, WL 4, WL 5, WL 0,945, WL 6.
CONTOH PENGAMBARAN DI BAGIAN BURITAN WL 0,5
Selanjutnya
Pada setiap garis air. Hingga selesai.
PENGAMBARAN HALF
BREADTH-PLAN BAGIAN HALUAN DI WL 0,5
ü Sheer Plan
Sheer Plan merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat
dari samping pada setiap buttock line yang telah ditentukan. Penggambaran sheer
plan dilakukan dari proyeksi halfbreadth plan, dimana diproyeksikan perpotongan
antara buttock line dengan waterline pada half-breadth plan.
Tetapi sebelumnya telah dilakukan penggambaran kapal beserta bentuk linggi
haluan dan buritan yang sudah direncanakan sebelumnya. Prinsip pada
penggambaran sheer plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus yaitu garis
yang menyatakan waterline dan station sedangkan terdapat satu garis lurus yaitu
garis yang menyatakan buttock
·
Setelah half breadth-plan
selesai dan di chek dengan body plan, selanjutnya di buat gambar sheer plan,
merupakan garis potongan badan kapal dengan bidang vertical memanjang yang
telah di tentukan jaraknya dari tengah kapal/ center line ( tergantung pada ½
lebar kapal, dibagi 4 yang di sebut dengan buttock lines (BL)
CONTOH PENGAMBARAN SHEER PLAN BAGIAN HALUAN DI
BL 2
Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul
Geladak Utama
Geladak utama kapal dapat berbentuk lurus ataupun memiliki kelengkungan.
Geladak utama yang memiliki kelengkungan biasanya memiliki keuntungan dari sisi
penambahan free board kapal tersebut. Namun untuk membuat geladak utama yang
melengkung, harus dihitung terlebih dahulu kelengkungannya yang dikenal dengan
sheer standart
Untuk menghitung/membuat sheer standart maka LPP dibagi menjadi 6 bagian.
Pembagian tersebut meliputi 3 bagian di depan Midship dan 3 di belakang
midship. Masing-masing digaris dan dibuat sesuai dengan ukuran peraturan sheer
standart untuk kapal tanker sebagai
berikut :
MENGGAMBAR LENGKUNG MEMANJANG GELADAK UTAMA
(MAIN DECK)
RUMUS
SHEER STANDART
X
= 2,8 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.062
Y
= 11,1 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.246
Z
= 25,0 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.555
A
= 5,6 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.124
B
= 22,2 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.493
C
= 50,0 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 1.11
Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat
diatas main deck pada bagian haluan yang memiliki ketinggian 2.0 - 2.4 meter
diukur dari geladak utama (upper deck side line), sedangkan untuk panjang dari
bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision Bulkhead atau 5% sampai
8% Lpp. Serta diletakkan
tepat pada frame/gading.dari bangunan ini adalah
≥ 7%.LPP dari FP. Serta diletakkan tepat pada frame/gading. Pada perencanaan
ini, perencana merencanakan :
Panjang Forecastle Deck : 8% -
10%.LPP
: (misalnya diambil) 10% x 105.15
M
: 10.52
Meter
Tinggi Forecastle Deck : 2.2 Meter
Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang
terletak pada geladak tepi pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang
berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling rendah.
Direncanakan setinggi (misalnya) 1000 mm (1 Meter) diukur pada geladak
terendah.
Tinggi geladak akil dari geladak utama forcastel deck = 2.2 meter
Tinggi kubu-kubu geladak utama bulkwark = 1 meter . ujung kubu-kubu di
beri lengkungan agar tidak terjadi keretakan lebar geladak akil di 0,005 adalah
(0,5-0,6)B
Poop Deck (Geladak Kimbul)
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main
deck pada bagian buritan yang memilki ketinggian 2,2 - 2,5 meter diukur dari
geladak utama (upper deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan ini
tidak ditentukan besarnya sehingga direncanakan sepanjang jarak antara ujung
kapal pada bagian buritan sampai pada sekat depan kamar mesin dan ditempatkan
tepat pada frame/gading. Panjang kamar mesin ± 15%Lpp. Pada perencanaan ini,
perencana merencanakan :
Panjang Poop Deck : .
15%-20%LPP
: contoh diambil 20% x 105.15
: 21.03
Meter
Tinggi Poop Deck : 2.2 Meter
Tinggi pop deck 2.2 meter sejajar tambahan
tinggi pelat sisi di atas geladak kimbul 100 mm sejajar lubang ujung depan
geladak kimbul, bila tidak di parallel,(0.80-.95)B
Catatan:
1.Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum Amaks
=600mm.
Diambil jarak gading di
bagian ini sebesar 600mm
2.Jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan
mengikuti rumus :
Ao = Lpp/500 + 0.48 Ao
< 1000mm
perhitungan jarak sekat tabung poros, sekat kamar mesin,
sekat tubrukan adalah sebagai berikut :
a. Sekat tabung poros :
Perhitungan sekat dimulai dari AP
dan menggunakan jarak gading = 600mm Sekat tabung poros minimal 3 jarak gading dari 0.35T jadi
terletak pada gading ke 10 dari AP
b. Sekat kamar mesin
Jarak sekat kamar mesin dari AP
adalah antara 17% - 20% Lpp dari AP
dan terletak di nomor gading 35
c. Sekat tubrukan/ collusion bulkhead
Letak collision Bulkhead diambil 130
jg dari sekat kamar mesin atau pada no gading 165
ü MENGGAMBAR LENGKUNG BULKWARK
DENGAN MENGUNAKAN STATION BANTU
·
Buat lengkungan bulkwark
pada sheer plan
·
Tarik garis station bantu
missal 5 garis, teruskan half breadth-plan memotong tiap water line
·
Body plan dari station bantu
dengan mengukur halfbreath-plan pada setiap waterline
·
Tarik garis horizontall
padad tiap-taip perpotongan station bantu dfengan bulk wark di sheer plan ke
body plan station bantu
·
Hubungkan tiap-tiap titik
potongnya pada body plan
·
Ukur setengah lebar
tiap-tiap station bantu dan ukurkan pada half breadth-plan hubungkan titiknya.
Keterangan:
Garis
yang berwarna merah merupakan station bantu.
CARA
YANG SAMA UNTUK LENGKUNGAN BULKWARK BAGIAN BELAKANG
BAB IV
GAMBAR RANCANG
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015
BAB V
PENUTUP
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015
BAB V
PENUTUP
Demikian laporan ini
saya buat dengan sebaik-baiknya. Jika dalam penyusunan laporan ini terdapat
banyak kekurangan baik itu dari segi bentuk maupun dari segi materi saya mohon
maaf. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk membaca laporan ini
Semoga pa yang kita
lakukan dapat menambah wawasan nantinya .Amin.
ü Kesimpulan
Setelah melakukan
berbagai perhitungan dan juga berbagai proses pengambaran bahwa pengambaran ini
butuh banyak ketilian dan kesabaran bagi yang menggambarnya ini.pada proses
pengambaran body plan yaitu bentuk body kapal yang sudah terlihat. Dan di lihat
dari berbagai sudut pandang dari depan, belakang, atas, dan samping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar