Sabtu, 24 Oktober 2015

laporan lines plan (rencana garis) politeknik bengkalis





LAPORAN
TUGAS RENCANA GARIS










DI SUSUN OLEH:
ABDUL KADIR
1103141071

DOSEN PEMBIMBING:
BUDHI SANTOSO.,ST.MT

KOORDINATOR:
EDY HARYANTO,.ST.MT


POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015












KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobillalamin.puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak coordinator Edy Haryanto,.ST.MT dan dosen pembimbing Bapak Budhi santoso,.ST.MT yang telah banyak memberikan tunjuk ajar nasehat maupun yang lain sebagainya demi demi terselesainya proses pembelajaran dan juga pembuatan laporan ini.
Dan juga tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat kepada saya.
Demikian lah laporan ini saya buat dengan sebaik-baiknya, penulis menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan maupun tutur kata yang kurang sopan atau pun menyinggung perasaan dari pihak yang membaca maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.





                                                                                                          Bengkalis, juni, 2015
                                                                                                                 Penulis


                                                                                                            ABDUL KADIR













DAFTAR ISI
           
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

a.Lpp (Length Between Perpendiculars / panjang kapal garis tegak)........................................ 2
b.LoA (Length Over All / Panjang keseluruhan).......................................................................... 2
a.Lwl (Length on The Waterline / panjang sepanjang garis air)................................................ 2
a.Ldisp (Length of Displacement................................................................................................. 2
               a.Perencanaan Haluan Kapal 22
               b. Perencanaan Buritan Kapal 23
c.Perencanaan Body Plan. 23
3.4         Membuat Sent Line. 26


















BAB I
PENDAHULUAN



















POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015










BAB I.
PENDAHULUAN

ü  Filosofi rancangan

Untuk mengetahui bentuk dan mengukur badan kapal dapat digunakan beberapa penggambaran / pemroyeksian dari bentuk sebuah kapal terhadap bidang bidang tertentu. Bentuk kapal yang 3 dimensi tersebut dapat diproyeksikan ke 3 bidang antara lain bidang horizontal, bidang datar vertikal memanjang dan bidang datar vertikal melintang yang masing masing disebut dengan body plan, sheer plan dan half-breadth plan.
Mata kuliah Tugas Gambar Rencana Garis (TGRG) ini, mahasiswa diharapkan dapat merancang atau membuat rencana garis dari suatu kapal yang merupakan langkah awal dari mahasiswa untuk pencapaian tugas-tugas selanjutnya, seperti Tugas Rencana Umum, Hydrostatic dan Bonjean, Tugas Konstruksi, Tugas Propeller dan Sterntube, dan Layout Kamar Mesin. Dalam pembuatan rencana garis terdapat beberapa metode yang digunakan, namun dalam pengerjaan tugas rencana garis ini metode yang digunakan adalah metode NSP Diagram, yaitu suatu metode perhitungan dengan pembacaan grafik NSP yang nantinya akan didapatkan luasan tiap-tiap station dari kapal yang dirancang untuk mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis.
Pencapaian yang diharapkan dalam pengerjaan tugas ini adalah mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang penggambaran bentuk bangunan lambung (Body Plan, Sheer Plan dan Half  Breadth Plan) kapal apabila diketahui dimensi – dimensi utama dari kapal, penggunaan program – progam bantuan dalam pengerjaan sebuah rencana garis (misal: excel, autocad, dll) dan pada akhirnya memiliki kemahiran, ketelitian dan keakuratan dalam merancang sebuah bangunan kapal.

ü  Tahapan Pengerjaan

Adapun tahapan pengerjaan /pembuatan rencana garis ini, antara lain:
1.  Perhitungan Data awal
2.  Pembuatan CSA
3.  Pembuatan A/2T dan B/2
4.  Pembuatan Haluan dan Buritan
5.  Pembuatan Body Plan
6.  Pembuatan Half Breath Plan
7.  Pembuatan Buttock Line pada Sheer Plan
8.  Pembuatan Bangunan Atas (Sheer Standar)
9.  Pembuatan Forecastle deck, Poop deck dan Bullwark.

Dalam pengumpulan data sesuai dengan metode, maka digunakan diagram NSP untuk mengetahui beberapa koefisien – koefisien dan variabel yang akan digunakan. Untuk pengolah data dan perhitungan dalam hal ini dipergunakan program Excel, sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad tersebut digunakan karena program tersebut tidak hanya mendukung dalam pengerjaan tetapi juga mendukung pembelajaran mahasiswa karena kedua program tersebut hanya menampilkan hasil masukan data dari operator dan bukan bekerja secara otomatis .
















BAB II
LANDASAN TEORI


















POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015










BAB II.
LANDASAN TEORI

Sebelum kita melakukan perhitungan terhadap data kapal dan melakukan langkah pengerjaan gambar, alangkah baiknya kita mengetahui defenisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam perhitungan data maupun pengerjaan gambar tersebut agar nantinya lebih memudahkan kita dalam proses pengerjaan.
1.    Panjang Kapal/Length between Perpendicular (Lpp)
Merupakan panjang kapal yang diukur dari batas garis tegak  air bagian depan(haluan/Fp) kapal sampai garis tegak kemudi (belakang/Ap).
a.    After perpendicular (AP)
Garis tegak buritan adalah garis yang terletak pada linggi kemudi bagian belakang atau terletak pada sumbu kemudi.
b.    Fore perpendicular (FP)
Garis tegak haluan adalah garis yang terletak pada titik potong antara linggi haluan dengan garis air pada sarat muat yang telah di rencanakan.

2.      Lebar kapal (Bm)
Merupakan lebar kapal pada garis air yang diukur pada bagian tengah kapal atau dengan kata lain lebar terbesar kapal.
3.    Tinggi kapal/ Depth Moulded (H)
Merupakan ketinggian pada kapal yang diukur dari garis dasar (Base line) sampai dengan garis tepi geladak terendah, diukur ditengah-tengah panjang kapal.

4.    Sarat kapal/Design Draft (T)
Merupakan ketinggian pada kapal yang diukur dari garis dasar sampai pada ketinggian tertentu, dimana ketinggian tersebut merupakan batas ketinggian kapal yang terendam air pada saat kapal diberi muatan penuh.

5.    Koefisien Blok (Cb / Cbpp /dpp)
Merupakan perbandingan antara volume kapal dengan perkalian panjang, lebar, dan sarat kapal. Semakin besar nilai Cb, maka akan semakin gemuk kapal tersebut, begitu pula sebaliknya.
Setelah kita mengetahui data-data teknis, maka dilakukan suatu perhitungan untuk menentukan :
1.    Length of Water Line (LWL )
Merupakan jarak mendatar antara kedua ujung garis air muat, yang diukur dari titik potong garis muat dengan tinggi haluan sampai titik potong garis air muat dengan tinggi buritan, yang dirumuskan sebagai pertambahan panjang dari LPP sebesar 2 - 5%.
LWL =  Lpp ( 2 – 5)%.Lpp



2.      Length of Displacement (Ldisp)
Merupakan panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan fluida sebagai akibat dari tercelupnya badan kapal, panjang ini digunakan untuk menentukan seberapa besar luasan-luasan bagian yang tercelup air, pada saat dibagi menjadi dua puluh station. Panjang displacement dirumuskan sebagai panjang rata – rata antara Lpp dan Lwl, yaitu:
Ldisp      =  ½ . (LPP + LWL  )
3.    Coeffisien Block of Waterline (dWL )
Merupakan perbandingan antara volume kapal dengan  hasil kali antara panjang, lebar dan sarat kapal. Koefisien blok ini menunjukkan kegemukan kapal. Rumusnya yaitu:
dWL        =  ( LPP  x dPP ) / LWL                

4.    Volume Displacement (Vdisp )
Merupakan volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal yang tercelup dibawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai:
Vdisp    =  Ldisp  x B x T x ddispl
5.    Radius Bilga (R)
Merupakan jari-jari lengkung bagian yang menghubungkan antara bagian samping dan bagian dasar kapal, yang dirumuskan sebagai:
R =  0,16 x T
6.    Luas Penampang Melintang Tengah Kapal / Midship (Af)
Merupakan luasan bagian tengah kapal yang dipotong secara melintang yang memiliki lebar B dan tinggi T, yang dirumuskan sebagai:
Amid = ( Bmld x T ) – 2 ( R2 – (1/4) π R2 )









7.    Coeffisien Midship ( Cm / b )         
Merupakan perbandingan antara gading besar (Midship Area) dengan luasan suatu bidang yang lebarnya B dan tingginya T, yang dirumuskan sebagai harga pendekatan terhadap koefisien block displacement, sebesar:
b = Am / B x T
8.    Coeffisien Prismatik 
Merupakan perbandingan antara bentuk kapal di bawah sarat dengan sebuah prisma yang dibentuk oleh bidang tengah kapal.
a.    Coeffisien Prismatik  of Perpendicular  (Cp / jPP )
jPP =  dPP  / b
b.    Coeffisien Prismatik  of Water Line  (Cp / j WL )
j WL =  dWL  / b
c.    Coeffisien Prismatik of Displacement  (Cp / j displ )
j displ =  ddispl / b
9.    Panjang kapal (LOA)
Merupakan kependekan dari Length Over All, merupakan panjang keseluruhan kapal yang diukur dari ujung haluan sampai ujung buritan kapal.

10.  Midship (f)
Merupakan potongan melintang pada tengah kapal.

11.  Centre Line (    )
Merupakan potongan memanjang pada bagian tengah kapal.

12.  Base Line
Merupakan garis dasar suatu kapal.

13.  Station (St)
Merupakan pembagian panjang kapal menjadi beberapa bagian dengan jarak yang sama.











BAB III
DETAIL LANGKAH DAN PERHITUNGAN
KM.BDF DIR

















POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015

BAB III
PERHITUNGAN DATA AWAL
KM.BDF DIR






Dalam pembuatan desain rencana garis ini ada beberapa tahapan pengerjaan, antara lain :
1.    Perhitungan Data awal
2      Pembuatan CSA
1.    Pembuatan A/2T dan B/2
2.    Perencanaan Haluan dan Buritan
3.    Perencanaan Body Plan
4.    Perencanaan Half Breath Plan
5.    Perencanaan Buttock Line pada Sheer Plan
6.    Perencanaan Bangunan Atas (Sheer Standar)
7.    Perencanaan Forecastle deck, Poop deck dan Bulwark.
Dari tahapanan-tahapan tersebut sebagai pengolah data hitungan dipergunakan program Excel, sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan AutoCad. Program Excel dan AutoCad dipilih karena hanya merupakan program pendukung pembuatan Rencana Garis secara manual sehingga sangat cocok jika digunakan untuk pembelajaran bagi mahasiswa, artinya kedua program tersebut hanya menampilkan input si operator bukannya bekerja otomatis seperti ‘katakanlah’ program Tribone yang merupakan suatu program aplikasi Lines Plan. Karena itu selain proses perhitungan dan tahap-tahap pembuatan Rencana Garis, pada laporan ini juga akan dicantumkan beberapa aplikasi sederhana dari program Excel dan AutoCad
ü  Perhitungan Data Awal
Tahap pertama pada pengerjaan Tugas Rencana Garis adalah perhitungan data awal dari beberapa data teknis kapal yang berupa:

Nama Kapal             :  KM. BDF DIR
Type                         :  Bulk Carrier
Metode                     :  NSP Diagram
   à  Panajang Kapal / Length between Perpendiculer ( Lpp)     :  105.15 Meter
   à  Lebar Kapal / Breadth Moulded ( Bm )                                :  16        Meter
   à  Tinggi Kapal / Depth Moulded ( H )                                     :  7.92     Meter
   à  Sarat Kapal /Design Draft ( T )                                            :  6.89     Meter
   à  Block Coefisien (Cb / Cbpp /dpp)                        `                 :  0,75
   à  Kecepatan Kapal ( Vs )                                                        :  12        Knot

Perhitungan data awal KM.BDF DIR :

1.Length Water Line                           = Lpp+(2-5%)xLpp
            LWL                                       = 105.15+(3%x105.15)
                                                            = 108.305
2.Length of displasement                   = ½(Lpp+Lwl)
                                                            = 106.716        M
                                                            = 305.113        Feet
3.Menentukan Harga Vs/√Ldisp        
            Vs/√Ldisp                                =12/√426.138
                                                            = 0.64
4.Menentukan Harga Cb / δ
            a.Untuk δDISP (CbDisp)              = 0.75                          Dari pembacaan Grafik NSP
            b.Untuk δPP (CbPP)                   = (LDISP X δDISP)/Lpp
                                                            = (106.716x0.75)/105.15
                                                            = 0.761
            c.Untuk CbWl (δWL)`            = (Lpp x Cbpp)/Lwl
                                                            = (105.15x0.761)/108,305
                                                            = 0.73
5.Coefisien Midship (Cm / β              = 0.97                          Dari Pembacaan Grafik NSP
6.Luas Midship (Amid/Aφ)                  = B x T x β
                                                            = 16x6.89x0.97
                                                            =106.933
7.Radius Bilga Pada Midship (Tanpa Rise of Floor)
            R                                              = Jari – Jari Bilga
                                                            = √½.{(B x T)-Aφ}/1-1/4 π
                                                            = 2.773
8.Coefisien Midship (Cm)/(β)
            Β(Cm)                                      = Aφ/(B x T)
                                                            =106.933/(16x6.89)
                                                            = 0.97
9.Jarak Antar Displacement
            Hdisp                                       = Ldisp / 20
                                                            =106.716 / 20
                                                            = 5.336                        Meter
10.Volume Displacement
            Vdispl                                      = Ldisp x B x T x Cbdisp
                                                            = 106.716x16x6.89x0.75
                                                            = 8823.245
11.Coeficien Prismatic Perpendicullar (ϕpp)
            ϕWL                                        = CbWl / Cm
                                                            = 0.73 / 0.97
                                                            = 0.773
            ϕDisp                                      = Vdisp/(Ldisp x Aφ)
                                                            = 8823.245 / (106.716 x 106.933)
                                                            = 0.773
            Φpp                                         = δpp / β
                                                            = 0.761 / β
                                                            = 0.785




Setelah kita mengetahui data perhitungan awal dari ukuran utama kapal maka data tersebut dapat kita masukkan ke dalam program Excel sebagai angka acuan yang akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya. Untuk persiapan penggambaran pada AutoCad, ada beberapa hal yang perlu kita setting terlebih dahulu, yaitu acuan unit yang akan kita pakai dalam penggambaran ‘berskala’. Caranya adalah sebagai berikut:
Setelah masuk pada program AutoCad à Klik kanan (Pada mouse) à Option
à pilih User Preferences, kemudian akan ditampilkan setting menu sebagai berikut:


ü  Pembuatan Curve of Section Area (CSA)
Caranya adalah mencari e (prosentase area per-station) dengan menggunakan tabel NSP yaitu dengan cara mengetahui coefisien prismatic, kemudian membuat garis datar dari angka koefisien prismatic itu dan membuat titik temu antara garis datar tersebut dengan garis b pada tabel NSP, kemudian ditarik garis vertkal dari titik  tersebut dan mendapatkan nilai e dalam persen (%).
Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap – tiap station. Berdasarkan persentase luasan yang didapat dari diagram NSP dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap stationnya.

Caranya adalah mencari e (prosentase area per-station) dengan menggunakan tabel NSP yaitu dengan cara mengetahui nilai Vs/√Ldisp atau nilai Cp, kemudian membuat garis datar dari angka tersebut dan membuat titik temu antara garis datar tersebut dengan garis garis lengkung pada tabel NSP, kemudian ditarik garis vertikal dari titik  tersebut dan mendapatkan nilai e dalam persen.untuk mengetahui luasan tiap station maka dikalikan dengan luas midship kapal.
ü  Membaca Grafik NSP
Sebelum kita memulai menggambar, maka kita harus mengetahui cara membaca dari grafik NSP. Karena dari grafik ini kita akan mengetahui luasan tiap station pada kapal. Dari perhitungan awal tadi kita telah mendapatkan besarnya nilai dari Cpdisp (jdisp) = contoh. (0.73,) dari nilai itu kita dapat mencari besarnya persen luasan dari tiap–tiap station pada diagram NSP , dengan cara menetukan j kemudian ditarik garis mendatar dari nilai j tersebut sehingga akan menemukan titik temu antara garis mendatar tersebut dengan kurva tiap-tiap station, kemudian dari titik tersebut ditarik garis vertical ke atas dan akan menemukan besar nilai persen. Setelah itu kita dapat mencari luas tiap station (A) kapal dengan cara mengalikan antara persen luas (%A) dengan luas Midship Kapal (Af).
Selain untuk mencari besar luasan tiap station, dari diagram NSP maka kita juga dapat menentukan letak LCBdisp, dengan cara menentukan titik perpotongan antara j dengan letak titik tekan b, kemudian tarik garis vertical ke bawah dan kita akan mendapatkan nilai letak dari titik dalam % Ldisp.
Setelah diukur didapat data-data % luasan pada setiap station sebagai berikut :
No
Luas(%)
0
0
1
14
2
37
3
57
4
76
5
88
6
95
7
98
8
100
9
100
10
100
11
100
12
100
13
100
14
100
15
99
16
93
17
78
18
55
19
23
20
0


ü  Menggambarkan CSA awal pada Ldisp
            CSA merupakan sebuah grafik yang dibentuk antara luas setiap station dengan stationnya. Dimana sebagai absisnya adalah station dan ordinatnya adalah luas tiap station. Cara pembuatan CSA :
  1. Pertama–tama kita membuat suatu garis horizontal dengan panjang Ldisp & membagi panjang Ldisp/20 serta memberikan tanda, mulai dari kiri kekanan mulai station 0,1,2,3 dst. Dari data yang diperoleh pada pembacaan grafik NSP berdasarkan Cf (Koefesien frismatik), maka bisa kita gambarkan CSA awal dengan panjang Ldisp:
GAMBAR CSA AWAL

  1. Membuat garis sejajar dibawah garis Ldisp yaitu garis LwL dengan panjangnya adalah Lpp + (contoh. 4% x Lpp), tambahan panjang tersebut ditambahkan pada bagian depan dan belakang CSA, untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini :

GAMBAR CSA LWL

  1. Kemudian membuat garis sajajar dengan garis LwL yaitu garis Lpp (Length between Perpendiculer) dan membaginya menjadi 20 station (mulai Ap sampai dengan Fp), dengan catatan station Fp berada pada ujung bagian kanan CSA dengan panjang Lwl.
Untuk selanjutnya diperoleh CSA baru dengan patokan Length Between Perpendicular (LPP) namun dari titik Ap ke kiri ada penambahan garis sepanjang 2% - 5%, misal. Diambil  (4 %). Lpp) yang dibagi menjadi 2 station yaitu station A’ dan A. Penambahan inilah yang disebut sebagai Cant Part, sedangkan station AP sampai statio FP adalah Main Part.
            Jadi Main Part yang ditambah dengan Cant Part adalah Length of Water Line (LWL ).
Terrlihat pada gambar di bawah:

GAMBAR CSA LPP

  1. Membuat tabel luasan daerah perstation dengan mengukur tinggi tiap-tiap station pada grafik CSA_Lwl sehingga diperoleh prosentase dari setiap stationnya. Untuk mendapatkan luas tiap station dengan cara mengalikan presentase dengan Amid (Af).

TABEL LUASAN PERSTATION PADA GRAFIK CSA TRANFORMASI

no
Luas (%)
A mid
Luas ( A )
FS
Product 1
FM
Product II

I
II
(I x II)/100

Luas A x FS

Product 1 x FM
A
0,000
106,933
0,000
0,3
0
-10,6
0
A'
6,780
106,933
7,250
1,2
8,70
-10,3
-89,61
Ap
11,416
106,933
12,207
1,3
15,87
-10
-158,70
1
26,477
106,933
28,313
4
113,25
-9
-1019,26
2
42,660
106,933
45,618
2
91,24
-8
-729,88
3
57,100
106,933
61,059
4
244,23
-7
-1709,64
4
71,200
106,933
76,136
2
152,27
-6
-913,64
5
84,560
106,933
90,423
4
361,69
-5
-1808,45
6
93,220
106,933
99,683
2
199,37
-4
-797,46
7
97,860
106,933
104,645
4
418,58
-3
-1255,74
8
100,000
106,933
106,933
2
213,87
-2
-427,73
9
100,000
106,933
106,933
4
427,73
-1
-427,73
10
100,000
106,933
106,933
2
213,866
0
s
11
100,000
106,933
106,933
4
427,73
1
427,73
12
100,000
106,933
106,933
2
213,87
2
427,73
13
100,000
106,933
106,933
4
427,73
3
1283,20
14
100,000
106,933
106,933
2
213,87
4
855,46
15
99,400
106,933
106,291
4
425,17
5
2125,83
16
97,643
106,933
104,413
2
208,83
6
1252,95
17
90,505
106,933
96,780
4
387,12
7
2709,83
18
61,300
106,933
65,550
2
131,10
8
1048,80
19
31,200
106,933
33,363
4
133,45
9
1201,07
20
0,000
106,933
0,000
1
0,00
10
0,00




1=      
5029,520
2=
1994,766

Jarak antar station (Hlpp)
                (Hlpp)                                        = lpp/20
                                                                  = 105.15
                (Hlpp)                                        =5.26
               Vsimp                                         = 1/3 x Hlpp x 1
                                                                  = 1/3 x 5.26 x 5045.670
               Vsimp                                         = 8814.233
               LcbSimp                                     = 2/1xHlpp
                                                                  = 2.085


Mencari koreksi volume CSA dan lcb
               Koreksi volume displasemen
               Vdisp                                         = 8823.245
               Koreksi volume                          =     vsimp – vdisp x 100%
                                                                                    Vdisp
               Koreksi volume                          = 0.1          proyeksi nya memenuhi karena ≤ 0.5
Proyeksi titik tekan memanjang ( Lcb )
               e                                                 = 1.94        %
               Ldisp                                          = 106.716
               Lcbdisp                                      = 2.070
               Lcbnsp                                       = 2.070
               Koreksi Lcb                               = Lcbsimp – Lcbnsp x 100%
                                                                                        Lpp
2.085 – 2.070
105.15
               Koreksi Lcb                               = 0.014      koreksi memenuhi karena ≤ 0.1
Langkah selanjutnya adalah membuat grafik CSA akhir pada Auto Cad dengan menggunakan data yang kita peroleh dari Exel, dari data tersebut diperoleh grafik  sebagai berikut :

                                             Grafik CSA Akhir
Pembuatan A/2T dan B/2
Cara membuat grafik A/2T adalah dengan membandingkan antar A/2T tiap station dengan stationnya dengan garis absisnya LwL dan garis  ordinatnya adalah luas tiap station dibagi dengan 2 kali tinggi kapal. Sedangkan yang perlu diperhatikan dimana grafik A/2T tidak boleh melebihi tinggi atau diatas garis B/2 begitu pula sebaliknya. Grafik A/2T dibuat dengan skala 1 : 100

Berikut ini adalah data-data grafik A /2T :

                                                         TABEL A/2T:
Station
Luas
2T
A/2T
( St )
( A )


A
0,000
13,78
0,000
A'
7,250
13,78
0,526
Ap
11,416
13,78
0,828
1
28,313
13,78
2,055
2
45,618
13,78
3,310
3
61,059
13,78
4,431
4
76,136
13,78
5,525
5
90,423
13,78
6,562
6
99,683
13,78
7,234
7
104,645
13,78
7,594
8
106,933
13,78
7,760
9
106,933
13,78
7,760
10
106,933
13,78
7,760
11
106,933
13,78
7,760
12
106,933
13,78
7,760
13
106,933
13,78
7,760
14
106,933
13,78
7,760
15
106,291
13,78
7,713
16
104,413
13,78
7,577
17
96,780
13,78
7,023
18
65,550
13,78
4,757
19
33,363
13,78
2,421
20
0,000
13,78
0,000


Kemudian B/2 yang merupakan lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah kita harus menentukan sudut masuk garis air (pada grafik dengan cara menentukan φf pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas sampai memotong garis kontinu (NSP) pada grafik dan dari titik temu itu kita tarik garis horisontal maka akan mendapatkan nilai sudut masuk garis air).

Sebelum kita menentukan sudut masuknya ada beberapa data perhitungan yang dihitung, yaitu :
Menentukan Cpf ( Coefisien Prismatic fore )
Cpf     = φpp + [(1.4 + φpp) x e ]
            = 0.785 + [(1.4 + 0.785) x (1.94/100)]
Cpf     = 0.827

Cpa      = φpp – [(1.4 + φpp) x e ]
            = 0.785 – [(1.4 + 0.785 ) x ( 1.94 /100 )]
Cpa     = 0.742

Jadi dari nilai Cpf  = 0.827 dapat kita ketahui sudut masuknya yaitu 27° + 3° = 30° harga 3° merupakan ketentuan
                                                         GRAFIK A/2T
Kemudian menentukan nilai B/2 yang mempunyai persen luas 100%. Kemudian dari Paralel Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang stream line yang berakhir pada station A untuk buritan dan untuk haluan berakhir pada station 20 dan sudut masuk kita tambahkan kira-kira 5 mm dari FP. Untuk bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar memperhatikan luas Engine Room yaitu kira-kira berada mulai dari Setelah pengambaran selesai maka diambil data-data B/2 tiap-tiap station pada grafik tersebut. Misalnya pada station Ap (lihat gambar dibawah ini) :
Berikut contoh. data-data dari luasan tiap-tiap station yang telah diukur :

        TABEL B/2:
Station
St
B/2
FS
Hasil
( B/2 x Fs
A
0.000
0.3
0.000
A’
2.158
1.2
2.590
Ap
2.836
1.3
3.678
1
4.044
4
16.176
2
5.163
2
10.326
3
6.089
4
24.356
4
6.859
2
13.718
5
7.419
4
29.676
6
7.758
2
15.516
7
7.920
4
31.680
8
8.000
2
16.000
9
8.000
4
32.000
10
8.000
2
16.000
11
8.000
4
32.000
12
8.000
2
16.000
13
8.000
4
32.000
14
8.000
2
16.000
15
8.000
4
32.000
16
7.914
2
15.828
17
7.200
4
28.800
18
5.350
2
10.700
19
2.900
4
11.600
20/Fp
0.000
1
0.000

1 =
406.652



Awl simp = 2/3 x hlpp x 1
                 = 2/3 x 5.25 x 406.652
Awl simp = 1425.317                      m2

Berdasrkan data-data yang diperoleh tersebut, maka dihitung koreksi luas bidang garis airnya. Toleransi maksimum koreksi Awl adalah 0.5 %. Sebelum kita menghitung koreksi Awl, ada beberapa data perhitungan yang perlu dihitung, yaitu :
Menentukan Cwl & Awl :

Cwl        = 1/3 + ( 2/3 x cbwl )
              = 1/3 + ( 2/3 x 0.73 )
Cwl        = 0.819

Awl       = lwl x b x cwl
              = 108.305 x 16 x 0.819
Awl       = 1418.824                        M2


Setelah Awl diketahui maka perhitungan koreksi Awl bisa dihitung :
         Koreksi titik tekan memanjang (Lcb) :
     Koreksi Awl   = × 100%
                           = × 100%
     Koreksi Awl   = 0.4 %               » Koreksinya memenuhi karena £ 0.5 %


GRAFIK A/2T DAN B/2

ü  Perencanaan Haluan dan Buritan
Sebelum kita membuat gambar selanjutnya maka kita akan menentukan bentuk dari haluan dan buritan kapal yang kita rencanakan.
Perencanaan Haluan Kapal
Haluan merupakan bagian depan dari kapal, maka langkah pertama yang perlu kita rencanakan yaitu membuat garis miring 150 yang diukur dari garis tegak FP sepanjang T (sarat). Untuk lebih jelas, lihat gambar dibawah ini :

ü  Perencanaan Buritan kapaL
Buritan adalah bagian belakang dari kapal, maka pada perencanaannya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini  :
Perencanaan dengan menggunakan sepatu kemud8

1
AP
A
A1
 









ü  Perencanaan Body Plan
Sebelum kita merencanakan Body Plan, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa body plan adalah proyeksi station-station pada kapal dari pandangan depan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
Setelah kita membuat grafik CSA, A/2T dan B/2. kemudian dari grafik itu kita gunakan untuk merencanakan Body Plan. Langkah-langnya adalah sebagai berikut :
1.    Membuat persegi panjang dengan panjang adalah lebar kapal (B) sedangka tingginya adalah sarat kapal (T). Pada bagian tengah persegi panjang ditarik garis vertikal. Garis vertikal inii diserbut Center Line (CL)
2.    Membuat titik-titik sepanjang sisi atas dari persegi panjang tersebut, yang jaraknya dari center line adalah B/2 dan A/2T.
3.    Mengerjakan setengah bagian dulu dari persegi panjang tersebut (misalnya pada bagian  kiri). Pertama-tama membuat garis sepanjang B/2 pada station AP, selain itu juga membuat garis sepanjang A/2T pada station AP. Kemudian dibuat garis lengkung sehingga luasan yang diaksir harus sama (luasan a1 = a2) dan luasan keseluruhan harus sama dengan luasan pada tabel perhitungan tiap-tiap station, begitu juga dengan station-station lainnya. Untuk lebih jelas lihat gambar dihalaman berikutnya ini :


















Keterangan : Jika ditarik garis pertemuan titik potong antara A/2T dengan station, garisnya harus spline.
·         Pengambaran pada setiap station:



   

Keterangan:
Pada bagian paralel body di station 8,9,10,11,12,13,14 tidak perlu di buat garis station karena telah mengikuti lebar kapal dan lengkungan bilga.

ü  Half-breadth Plan

Half-breadth plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari atas, pada setiap garis air (water line). Sebelum menggambar halfbreadth plan, terlebih dahulu dilakukan penggambaran sent line. Data penggambaran sent line diperoleh melalui gambar bodyplan. Setelah sent line digambar maka kita dapat menggambar half breadth plan. Data yang diperlukan yaitu panjang dari centerline ke setiap station di setiap waterline pada body plan. Prinsip pada penggambaran halfbreadth plan yaitu terdapat dua garis lurus yaitu station dan buttock line sedangkan terdapat juga satu garis lengkung yaitu waterline
PENGAMBARAN HALF BREADTH-PLAN
·         Setelah bodyplan selesai dan di chek dengan sine line maka selanjutnya di buat gambar half breadth-plan yang merupakan garis potongan badan kapal dengan bidang horizontal yang telah ditentukan pada setiap ketinggian garis air.
·         Pada setiap daris air di ukur panjang setewngah lebar dari garis tengah sampai dengan tiap-tiap station (AP s/d FP). Panjang setengah lebar ini di ukur pada tiap garis tegak station yang selanjutnya dihubungkan dan membentuk garis lengkung garis air(waterline) pada garis air yang bersangkutan.
·         Demikian dilanjutkan untuk setiap garis air sehingga membentuk gambar halfbreadth-plan.
·         Pembagian setaip garis air: WL 0, WL 0,5 ,WL 1, WL 2, WL 3, WL 4, WL 5, WL 0,945, WL 6.












                                             

CONTOH PENGAMBARAN DI BAGIAN BURITAN WL 0,5
   Selanjutnya Pada setiap garis air. Hingga selesai.


                  PENGAMBARAN HALF BREADTH-PLAN BAGIAN HALUAN DI WL 0,5






ü  Sheer Plan

        Sheer Plan merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari samping pada setiap buttock line yang telah ditentukan. Penggambaran sheer plan dilakukan dari proyeksi halfbreadth plan, dimana diproyeksikan perpotongan antara buttock line dengan waterline pada half-breadth plan. Tetapi sebelumnya telah dilakukan penggambaran kapal beserta bentuk linggi haluan dan buritan yang sudah direncanakan sebelumnya. Prinsip pada penggambaran sheer plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus yaitu garis yang menyatakan waterline dan station sedangkan terdapat satu garis lurus yaitu garis yang menyatakan buttock
·         Setelah half breadth-plan selesai dan di chek dengan body plan, selanjutnya di buat gambar sheer plan, merupakan garis potongan badan kapal dengan bidang vertical memanjang yang telah di tentukan jaraknya dari tengah kapal/ center line ( tergantung pada ½ lebar kapal, dibagi 4 yang di sebut dengan buttock lines (BL)













 CONTOH PENGAMBARAN SHEER PLAN BAGIAN HALUAN DI BL 2

Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul

Geladak Utama

Geladak utama kapal dapat berbentuk lurus ataupun memiliki kelengkungan. Geladak utama yang memiliki kelengkungan biasanya memiliki keuntungan dari sisi penambahan free board kapal tersebut. Namun untuk membuat geladak utama yang melengkung, harus dihitung terlebih dahulu kelengkungannya yang dikenal dengan sheer standart
Untuk menghitung/membuat sheer standart maka LPP dibagi menjadi 6 bagian. Pembagian tersebut meliputi 3 bagian di depan Midship dan 3 di belakang midship. Masing-masing digaris dan dibuat sesuai dengan ukuran peraturan sheer standart untuk kapal  tanker sebagai berikut :
MENGGAMBAR LENGKUNG MEMANJANG GELADAK UTAMA
(MAIN DECK)




RUMUS SHEER STANDART
X = 2,8 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.062
Y = 11,1 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.246
Z = 25,0 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.555
A = 5,6 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.124
B = 22,2 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 0.493
C = 50,0 / ( Lpp / 3 + 10 ) = 1.11

Forecastle deck

Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada bagian haluan yang memiliki ketinggian 2.0 - 2.4 meter diukur dari geladak utama (upper deck side line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada frame/gading.dari bangunan ini adalah ≥ 7%.LPP dari FP. Serta diletakkan tepat pada frame/gading. Pada perencanaan ini, perencana merencanakan :
            Panjang Forecastle Deck    :  8% - 10%.LPP
                                                         :  (misalnya diambil) 10% x 105.15 M
                                                         :  10.52   Meter
            Tinggi Forecastle Deck        :  2.2   Meter         

Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas untuk sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi (misalnya) 1000 mm (1 Meter) diukur pada geladak terendah.

Tinggi geladak akil dari geladak utama forcastel deck = 2.2 meter

Tinggi kubu-kubu geladak utama bulkwark = 1 meter . ujung kubu-kubu di beri lengkungan agar tidak terjadi keretakan lebar geladak akil di 0,005 adalah (0,5-0,6)B

Poop Deck (Geladak Kimbul)

Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian buritan yang memilki ketinggian 2,2 - 2,5 meter diukur dari geladak utama (upper deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan ini tidak ditentukan besarnya sehingga direncanakan sepanjang jarak antara ujung kapal pada bagian buritan sampai pada sekat depan kamar mesin dan ditempatkan tepat pada frame/gading. Panjang kamar mesin ± 15%Lpp. Pada perencanaan ini, perencana merencanakan :
            Panjang Poop Deck             :  . 15%-20%LPP
                                                         :  contoh diambil 20% x 105.15
                                                         :  21.03   Meter
            Tinggi Poop Deck                :  2.2   Meter         

    Tinggi pop deck 2.2 meter sejajar tambahan tinggi pelat sisi di atas geladak kimbul 100 mm sejajar lubang ujung depan geladak kimbul, bila tidak di parallel,(0.80-.95)B
Catatan:
1.Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum Amaks =600mm.
Diambil jarak gading di  bagian ini sebesar 600mm
2.Jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan mengikuti rumus :
                  Ao = Lpp/500 + 0.48               Ao < 1000mm
        perhitungan jarak sekat tabung poros, sekat kamar mesin, sekat tubrukan adalah sebagai berikut :
a.   Sekat tabung poros :
Perhitungan sekat dimulai dari AP dan menggunakan jarak gading = 600mm Sekat tabung poros minimal 3 jarak gading dari 0.35T jadi terletak pada gading ke 10 dari AP
b.   Sekat kamar mesin
Jarak sekat kamar mesin dari AP adalah antara 17% - 20% Lpp dari AP dan terletak di nomor gading 35
c.   Sekat tubrukan/ collusion bulkhead
Letak collision Bulkhead diambil 130 jg dari sekat kamar mesin atau pada no gading 165
ü  MENGGAMBAR LENGKUNG BULKWARK DENGAN MENGUNAKAN STATION BANTU

·         Buat lengkungan bulkwark pada sheer plan
·         Tarik garis station bantu missal 5 garis, teruskan half breadth-plan memotong tiap water line
·         Body plan dari station bantu dengan mengukur halfbreath-plan pada setiap waterline
·         Tarik garis horizontall padad tiap-taip perpotongan station bantu dfengan bulk wark di sheer plan ke body plan station bantu
·         Hubungkan tiap-tiap titik potongnya pada body plan
·         Ukur setengah lebar tiap-tiap station bantu dan ukurkan pada half breadth-plan hubungkan titiknya.

           

Keterangan:
Garis yang berwarna merah merupakan station bantu.

CARA YANG SAMA UNTUK LENGKUNGAN BULKWARK BAGIAN BELAKANG

























BAB IV
GAMBAR RANCANG




















POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015













BAB V
PENUTUP




















POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
2015













BAB V


PENUTUP


Demikian laporan ini saya buat dengan sebaik-baiknya. Jika dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan baik itu dari segi bentuk maupun dari segi materi saya mohon maaf. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membaca laporan ini
Semoga pa yang kita lakukan dapat menambah wawasan nantinya .Amin.


ü  Kesimpulan
Setelah melakukan berbagai perhitungan dan juga berbagai proses pengambaran bahwa pengambaran ini butuh banyak ketilian dan kesabaran bagi yang menggambarnya ini.pada proses pengambaran body plan yaitu bentuk body kapal yang sudah terlihat. Dan di lihat dari berbagai sudut pandang dari depan, belakang, atas, dan samping.



































Tidak ada komentar:

Posting Komentar